Kerusuhan Buol
Rabu, 01 September 2010 by Musa abdul jabbarKabupaten Buol, Sulawesi Tengah dimana terjadi bentrokan antara polisi dan masyarakat, Polri belum bisa memastikan berapa korban dari pihak polisi dan masyarakat namun Laporan terakhir menyebutkan, delapan orang tewas akibat dan ratusan warga mengalami luka-luka. Akibat tembakan polisi dan sedang dirawat di Rumah Sakit Buol.
Kerusuhan Buol - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyesalkan, terjadinya peristiwa bentrok antara massa dan aparat kepolisian di Biau, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, tadi malam (31/9) hingga menyebabkan jatuhnya korban dan Komnas HAM meminta pertanggungjawaban Kepolisian republik Indonesia (Kapolri) bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa yang menewaskan delapan orang warga sipil. "Kapolri harus turun ke lapangan untuk meredakan situasi serta melakukan investigasi secara komprehensif dan transparan atas kejadian tersebut,"Selain itu, Komnas juga meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan seluruh jajaran dan aparat pemerintah di wilayah tersebut untuk melakukan upaya-upaya persuasif dan komunikatif dalam upaya ikut membantu meredakan ketegangan kedua belah pihak.
Hingga siang ini dikabarkan situasi di tempat kejadian masih mencekam akibat bentrok yang belum selesai sehingga mengganggu rasa aman masyarakat.Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan pecah di Kota Buol, ibu kota Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah, semalam. Pemicu kerusuhan diduga karena warga marah setelah mendengar tahanan kasus kecelakaan lalu lintas Kasmir tewas di penjara. Tewasnya tukang ojeg itu diduga dianiaya polisi. Sebelumnya Kasmir ditahan karena menabrak anggota polisi.
Untuk mencari data terkait hal tersebut, hari ini (1/9) Markas Besar Kepolisian mengirimkan tim yang dipimpin Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Jusuf Manggabarani untuk melakukan investigasi terkait kasus kerusuhan Buol. Mabes Polri yang dipimpin oleh Wakapolri, Propam dan Reserse terjun ke lapangan untuk investigasi internal dan eksternal penyebab bentrokan tersebut. ;Tim ini berangkat hari ini juga,; kata Kepala Divisi Humas Brigadir Jenderal Iskandar Hasan dalam jumpa pers di kantornya.
Selain Wakapolri, tim yang ikut serta diantaranya, pejabat Provos, intel dan reserse. ;Mereka berangkat atas perintah Kapolri langsung,; ujarnya. Di Buol, tim akan mengevaluasi kondisi eksternal dan internal pasca kerusuhan. Tim ini juga akan menyelidiki tewasnya lima warga sipil yang meninggal akibat tembakan peluru tajam. ;Ada dugaan penyalahgunaan penggunaan senjata api,; kata Iskandar. "Apakah yang menembus itu peluru tajam atau bukan, kita belum bisa pastikan," ujarnya.
Kalau personil polisi dianggap telah melakukan kesalahan teknis, tim investigasi yang akan turun langsung mengambil tindakan. ;Setiap peluru yang digunakan harus dipertanggungjawabkan oleh anggota, " ujarnya. Demikian disampaikan Kadiv Humas Polri, Iskandar Hasan di Gedung Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Rabu (1/9).
Juga dari hasil laporan, Polsek yang dirusak massa terjadi pecah kaca, belum ditaksir berapa seluruh kerugian. Kantor Polsek Biau, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, diserang sekitar 300 warga sekitar pukul 21.30 tadi malam. Warga marah karena Kasmir Yetimumun, 19 tahun, tewas di dalam tahanan polsek tersebut. ;Dari hasil otopsi sementara dia bunuh diri,; ujarnya. ;Tidak ada tanda-tanda penganiayaan di tubuhnya,; kata Iskandar.
Tim investigasi akan mendalami lebih lanjut runtutan peristiwa tersebut, termasuk asal muasal penangkapan Kasmir yang masih simpang siur. Kasmir ditahan karena kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan seorang anggota kepolisian di kota itu, namun hari Senin (30/8) dia tewas di dalam tahanan.Sebelumnya ditemukan fakta bahwa menurut hasil otopsi sementara dari RS Bual disampaikan bahwa tidak ada tanda kekerasan pada tubuh salah satu korban, Kasmir bin Mumun, namun warga menganggap Kasmir tewas karena dianiaya polisi.
Komentar
Posting Komentar